5 Tips about gubukjudi You Can Use Today

“Hm?” Cloud perlahan mendekat dan mengambil tangan yang diulurkan Sephiroth. Tanpa sadar, ia sudah ditaruh di atas pangkuan sang Iblis murni, kedua lengan kuat kekarnya terasa seperti memeluk Cloud bersembunyi dalam dekapan rasa aman dan hangat. Entah mengapa, ia merasa Sephiroth seperti sosok malaikat yang selama ini ia idamkan.

Sephiroth akhirnya membuka mata setelah beberapa detik keheningan berlalu. Ia akhirnya selesai memutuskan.

Tidak ada gunanya menolong seseorang jika tidak /benar-benar/ menolongnya. Bagi Sephiroth, jika /memang/ ingin melakukan sesuatu, sebaiknya tidak setengah-setengah. Ia pun memandang kembali ke arah Cloud lalu perlahan mengusap air mata yang mengalir di sepanjang pipi anak di hadapannya.

Erzur mengambil kembali pisaunya. “Maafkan saya. Saya akan lakukan apapun bagi anda. Kaisar tidak akan berkuasa penuh akan saya jika…”

Lesta tersenyum. “Aku tidak bisa begitu saja membiarkan seseorang dengan luka separah itu pergi begitu saja—bahkan bila ia nantinya masih mampu berdiri.” Jawabnya.

Mengambil kesempatan yang bagus ini, Cloud segera melepas pegangannya agar dapat melaju ke langkah selanjutnya. Bersamaan dengan itu, nafas Cloud semakin berpacu terbata-bata dan menjadi semakin tidak beraturan layaknya mobil yang mogok. Ia menyadari bahwa ia sekarang berada dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk menang.

Terdengar pula suara pria lain yang mengendus-endus kemudian mendesis seperti ular. Cloud bisa melihat dari bayangan mereka, seorang yang merupakan ayah Tifa sepertinya tidak siap akan kejadian ini sehingga hanya tangan kosong, berhadapan dengan seorang pria lain yang berjubah dengan membawa sebuah kapak.

Ugh, sejak kapan Yypo memanggil namanya dengan sebutan kampret feminim seperti itu? Cloud sesekali nanti perlu memberinya pelajaran. Ia hanya tidak tahu kapan saat yang tepat.

Ia bisa melihat Sephiroth berlari melewatinya, menembusnya, seolah dia bayangan yang tak terlihat. Dan di gendongannya tidak lain dan tidak bukan adalah…

Cloud segera menggeleng. Ia tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya, tapi ia merasa ia bertanggung jawab untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, baru kemudian pergi.

Cloud segera mengambil langkah pertama, ia bergerak perlahan menyentuh bahu Irine—orang yang paling dekat dengan posisinya saat itu. Baru saja ia hendak mengguncangkan tubuh ksatria itu terdengar suara dari mulut gua. Sepertinya seseorang datang, indra keenam Cloud bisa mengatakannya.

Sesuatu yang basah menggenangi permukaan lantai yang Cloud pegang. Kemungkinan darahnya sendiri, dan hal itu menambah kecurigaan Cloud mengapa ia masih hidup setelah kehilangan begitu banyak darah.

Tatapan yang iblis murni itu berikan seperti mengundang kontroversi. Sephiroth di satu sisi terlihat monoton, tapi jika diperhatikan lebih dekat ia terlihat…

"Kau!" Boar berteriak dalam suara click here wanitanya. Ia otomatis merasa terhina ketika ia dikatakan seolah makhluk kecil dan /sangat/ hina di hadapan iblis yang sama saja baginya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *